Mengenal 14 tarian aceh selain dari tari saman

Tarian aceh yang populer merupakan tari saman. Gerakan tarian ini mengandalkan kekompakan tepuk tangan serta nyanyian penari. 

tari_saman_aceh

Tidak hanya tari saman, terdapat tarian aceh yang lain semacam Seudati serta Likok pulo. Aceh memiliki 184 tarian tradisional yang tersebar di kota serta kabupaten. Tarian aceh ini mempunyai gerakan serta keunikan tiap-tiap.

Tarian daerah aceh

Tarian aceh yang populer merupakan tari saman yang dikukuhkan UNESCO selaku peninggalan budaya. Mengutip dari seminar nasional forum asosiasi prodi pembelajaran seni drama tari serta musik indonesia (AP2SENI) 2015, tari saman gayo diciptakan oleh ulama besar yakni Syekh Syaman.

$ads={1}Tari saman ialah tarian yang mengandalkan tepuk tangan ke paha sembari bernyanyi. Saman dicoba secara berkelompok. Tarian ini dimaknai uraian ajaran Islam pada warga aceh. Tari saman tercantum tarian hiburan buat memperingati upacara adat semacam hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, sunatan, serta menyongsong tamu kenegaraan.

Tarian ini buat memperingati kegembiraan masa panen yang berlimpah suku gayo. Tidak hanya tari saman, masih banyak lagi tipe tarian aceh lain mengutip dari novel Ensiklopedi Musik serta Tari wilayah aceh:

Tarian likok pulo

Tarian likok pulo berasal dari gampoeng Ulee paya, Mukim pulau beras selatan, Kecamatan Peukan bada, Kabupaten aceh besar. Tarian ini tercantum tari hiburan ataupun pertunjukan. Pertunjukan tari likok pulo dicoba sehabis menanam padi serta upacara adat. Berikut komposisi serta tata gerak tari likok pulo: 

  • Likok pulo dimainkan dalam posisi duduk bersimpuh, berbanjar bahu- membahu.
  • Penari utama diucap syekh terletak di tengah- tengah
  • Terdapat 2 orang menabuh rapai( pemasik) di balik ataupun sisi kanan serta kiri penari
  • Gerakan tari yang digunakan merupakan anggota badan bagian atas, tubuh, tangan serta kepala

Tarian malelang

Tarian ini berasal dari gamporng padang, Kecamatan Susoh, Kab. Aceh selatan. Malelang terdiri dari penari perempuan berusia yang berjumlah 10- 12 orang. Posisi penari melingkar serta gerakannya maju ke depan, tengah serta keluar.

Tarian aceh ini bertujuan selaku hiburan, media pengajaran serta nasihat lewat syair- syair yang diucapkan penari. Tarian ini diadakan kala upacara perayaan pernikahan, sunat rasul serta melepas nazar. Terdapat juga tradisi aceh yang mempunyai hasrat ataupun nazar memiliki anak pula mengadakan tari malelang.

Tarian seudati

Seudati merupakan tarian yang berasal dari pesisir aceh. Tarian ini terdiri dari 8 penari serta 2 orang penyanyi. Seudati dimainkan oleh pria serta gerakan berdiri, berbeda dengan tari saman yang dicoba duduk di lantai.

Tarian kederen

Tarian aceh ini tercantum tari tradisional saat sebelum kemerdekaan di kabupaten Aceh tenggara. Awal mulanya, tari kederen digunakan selaku penghormatan pada penduduk pendatang semacam tokoh Agama yang meningkatkan agama Islam. Kederen terdiri dari 8- 12 orang penari pria berusia, didampingi pengiring tari yang memainkan rebana.

Tarian kepur nunguk

Tarian ini berasal dari kata kepur serta nunguk. Kepur maksudnya mengibar ataupun menyapu serta unguk merupakan nama burung. Sebaliknya huruf N pada kata Nunguk maksudnya menampilkan milik, contohnya anak Ni Manuk bermakna anak milik burung ataupun anak burung.

Penari mengenakan kostum kain buat meningkatkan upah jerak, kemudian dikibaskan ke dasar serta ke atas semacam sayap burung terbang. Kaki ataupun tubuh agak merendah kala kain dikibarkan ke dasar, kemudian meninggi kala kain dinaikan ke atas.

Tarian labehaten

Tarian labehaten dalam bahasa Singkil maksudnya harimau. Terdapat 2 penari pria yang menari dengan metode merangkak semacam harimau. Satu orang mencari yang lain di tengah keramaian pernikahan. 

Terdapat adegan lucu di mana penari bersembunyi di antara perempuan yang berkumpul. Setelah itu, perempuan ini mengusir penari sembari tertawa. Tarian ini diiringi perlengkapan musik gendang dengan irama Sikundidi.

Tarian landok alun

Landok maksudnya tari ataupun gerak tari, sebaliknya alun maksudnya bergelombang. Tarian ini berasal dari Kabupaten Aceh tenggara, tercantum Kotacane oleh suku Alas. 

Landok alun tercantum tari upacara buat menyongsong kehadiran tamu dari golongan besar ataupun atasan. Tarian ini terdiri dari 4, 8, ataupun 12 orang pria berusia. Musik pengiring tarian ini terdiri dari gendang serta canang alas.

Tarian tuak kukur

Tuak kukur ialah tarian aceh yang berasal dari kabupaten Aceh tengah, sekalian jadi tarian tradisional suku Gayo. Tuak berasal dari kata perkataan mengusir burung balam, sebaliknya kukur merupakan nama burung balam. Jadi tuak kukur maksudnya mengusir burung balam.

Tarian ini berhubungan dengan banyak aktivitas mencerna padi, di mana terdapat burung balam yang mencari santapan. Latar balik tari tuak kukur menggambarkan kehidupan petani kala padi menguning hingga jadi beras.

Tarian ini dicoba oleh 7 orang perempuan anak muda serta berusia. Tuak kukur diawali dengan gerakan tangan ke kanan serta ke kiri secara kesekian, sembari memegang ujung kain.

Tarian siwah

Siwah merupakan tarian khas Aceh yang memakai senjata tajam. Tarian ini nyaris mirip dengan tari dampeng, cuma saja yang membedakan tarian ini merupakan komposisi penari. Siwah menunjukkan keahlian serta kecekatan bela diri.

Terdapat penari yang terletak di sebelah bundaran serta orang lain di luar bundaran. Di tengah penari yang melingkar, terdapat dayang- dayang yang bawa sajian ketan kuning di depan. Dayang ini merupakan laki- laki yang berfungsi selaku perempuan.

Penari ini mengenakan baju serta perhiasan perempuan. Sehabis tarian berakhir, ketan kuning yang dilindungi dayang setelah itu dibagikan pada pemirsa.

Tarian resam berume

Tarian ini berasal dari Aceh Tengah. Resam berume berarti Kerutinan ataupun peraturan bersawa. Tarian ini bermakna aktivitas suku Gayo dalam mengelola pertanian. Resam berume tercantum tarian hiburan yang tidak terikat waktu, kejadian, serta upacara adat. Tarian ini diciptakan oleh Saifuddin Kadir serta Sadimah, sebaliknya pencipta syari merupakan Moese serta Saifuddin Kadir.

Tarian ranub lampuan

Tarian ini berasal dari kota Banda aceh serta digolongkan selaku tari adat. Tarian aceh ranub lampuan, maksudnya sirih di dalam cerana ( tempat sirih pinang ). Dalam adat istiadat warga aceh, tarian ini dicoba buat yang menghormati tamu.

Ranub lampuan diciptakan tahun 1962 oleh Yuslizar. Tarian ini terdiri dari 7 orang penari perempuan serta pengiring musik band. Terdapat pula musik tradisional semacam Serune kalee serta Geundrang selaku iringan musik.

Tarian randai

Tarian aceh, randai terdiri dari 10 orang pria berusia yang melingkar. Ada pula gerakan tarian randai ke samping kiri serta gerak mundur ke balik. Tarian ini diiringi oleh penyanyi yang memakai syair serta biasa dicoba dikala upacara pernikahan.

Tarian pelebat

Tarian ini tercantum tari adat yang ditampilkan kala upacara adat pernikahan. Gerakan pelebat merupakan gerakan bela diri. Penari terdiri dari 2 orang pria yang bawa perlengkapan dari kayu serta bambu

$ads={2}Perlengkapan ini digunakan selaku perlengkapan memukul lawan. Gerakan tari pelebat memaki gerakan indah silat serta irama musik pengiring semacam gendang, perlengkapan musik tiup bansi, serta canang alas.

Tarian meusaree-saree

Tarian meusaree-saree dicoba secara berkelompok. Tarian ini menggambarkan gotong royong petani tradisional yang lagi bercocok tanam. Tarian ini dicoba oleh 16 orang penari yang terdiri dari 8 laki- laki serta 9 penari perempuan umur anak muda.

Penampilan meusaree saree terdiri dari tari top pade serta tari tarek pukat. Bagian awal memperlihatkan proses petani menumbuk padi, setelah itu tari kedua menggambarkan nelayan yang menangkap ikan. 

Post a Comment

Previous Post Next Post