Cut nyak dhien wanita aceh gagah perkasa

Cut-Nyak-Dhien-Wanita-Aceh-Gagah-Perkasa

Cut nyak dhien lahir di lampadang pada tahun 1850, wilayah VI Mukim, Aceh Besar. Ayahda nya bernama teuku nanta muda Seutia, berasal dari garis keturunan bangsawan aceh, sedangkan nama cut adalah gelar untuk bangsawan wanita aceh. Ibunda dari cut nyak dhien merupakan orang terpandang yang berasal Kampung Lampageu.

$ads={1}Perang yang berjalan sangat lama  adalah rintangan yang sangat berat untuk kolonialisme Belanda dalam memperluas wilayah kekuasaannya di aceh. Perlawanan yang luar biasa pun diberikan oleh rakyat Aceh kepada kolonialisme Belanda sekiranya tidak akan bisa dilupakan, peranan dan antusias rakyat Aceh yang ada di wilayah VI. 

Mukim VI Mukim ikut dalam memperkuat barisan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dan yang mempunyai arti penting, wilayah ini melahirkan seorang srikandi yang terkenal bernama Cut Nyak Dhien. Saat perang aceh melawan kolonial Belanda pecah pada tahun 1873.

Semua rakyat aceh berjuang untuk mengusir penjajah belanda. Sultan Aceh, dan para hulubalang bersatu untuk mempertahankan tanah aceh dari gempuran serdadu Belanda. Mesjid raya baiturrahman dan istana darul dunia akan dipertahankan habis-habisan oleh pejuang aceh hingga titik darah penghabisan.

Dan pada akhirnya, mesjid raya baiturrahman berhasil direbut oleh belanda 6 Januari 1874. Istana darul dunia terus diserang oleh belanda dan akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda 31 Januari 1874. Selama perang berkecamuk Teuku Chik Ibrahim pun syahid.

PERJUANGAN CUT NYAK DHIEN

Berawal dari kecewa dan sedih karena ditinggal sang suami dan ditambah dengan darah pahlawan yang mengalir dalam tubuhnya menjadi landasan kuat untuk Cut Nyak Dhien untuk melanjutkan perjuangan suaminya. Dan dia pun berjanji akan bersedia menikah dengan pria yang akan membantunya untuk membalaskan dendamnya atas kematian suaminya.

Hal itu merupakan suatu hal yang tepat lalu datanglah pria yang bersedia untuk membantu Cut Nyak Dhien membalaskan dendamnya terhadap Belanda. Hanya beberapa bulan saja menjanda, kemudian dia dilamar oleh Teuku Umar yang masih dari cucu kakeknya Cut Nyak Dhien.

Teuku Umar berjiwa muda, keras dan pikirannya tidak mudah untuk diduga, tentu saja sangat jauh perberbedaan nya dengan seorang Cut Nyak Dhien yang perawakannya lembut, agung, bijaksana, tabah  dan sabar.Dua kepribadian yang sangat jauh bertolak belakang. Awalnya Cut Nyak Dhien menolak lamaran dari seorang Teuku Umar.

$ads={2}Tetapi karena Teuku Umar memberi restu apabila Cut Nyak Dhien ikut dalam peperangan secara langsung, ketimbang di rumah saja. Dengan Bersatunya dua pejuang ini mampu menghidupkan kembali perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda.

Post a Comment

Previous Post Next Post